Aku tidak tahu dari mana awalnya aku ingin menulis ini. Aku hanya sedang rindu. Iya, rindu kamu yang lama tak menyapa. Sebenarnya untuk apa aku menulis ini. Rasanya tidak akan ada gunanya sama sekali.
Berawal dari perasaan yang aku sendiri tidak tahu siapa tuannya. Rasa resah dan gelisah yang kerap menghantuikuu. Kamu yang belum tentu juga memikirkan perihal aku.
Aku yang kepedean. Aku yang terlalu cinta atau terlalu berlebihan dalam menyikapi setiap peristiwa? Hingga aku harus menanggung semuanya sendirian.
Di tahun ini, aku bukan lagi anak-anak. Aku semakin tumbuh menjadi perempuan dewasa. Usia dimana kedua orang tuaku sangat mengkhawatirkan perihal pasangan hidup.
Tentang siapa yang aku suka. Siapa yang suka aku. Dan masih banyak lagi. Segala sesuatu yang mereka bilang, harus sangat dipertimbangkan. Apa itu? Entahlah.
Kamu pernah suka sama seseorang? Kamu ingin hidup dengannya. Sampai kamu berangan-angan sangat jauh. Yang sudah jelas kamu sendiri tidak tahu akan jadi atau tidak dengan dia.
Kamu semakin berharap padanya hanya karena peristiwa yang sangat kecil. Contohnya, kamu sering diberi suatu barang olehnya. Dia yang biasa saja sama kamu, tapi kamu menanggapinya berlebihan.
Kamu mengira dia suka sama kamu. Kamu mengira dia beneran ada rasa sama kamu. Semakin lama perasaan itu semakin menggebu-gebu. Hingga tiba pada suatu hari, dia yang kamu suka juga mengutarakan rasa sukanya padamu.
Apa kamu senang? Senang karena ternyata mencintai orang yang juga mencintai kamu itu indah sekali. Tapi apakah kamu yakin sampai di situ?
Setelah kamu menceritakan semuanya pada orang tuamu. Sebagai perempuan dewasa, orang tuamu ingin kepastian darinya. Namun, setelahnya kamu meminta kepastian. Dia meminta tempo yang menurut perhitungan, cukup lama.
Bisa kamu bayangkan. Kamu harus menunggunya. Sedangkan kamu tidak tahu betul tentang perasaannya yang sesungguhnya. Dia tidak mau menghubungimu dengan alasan ingin menjaga dari hal yang tidak seharusnya dilakukan.
Tapi, apakah kamu bahagia? Jika kamu suka pada seseorang, bukankah kamu akan selalu tahu informasi yang menurut ukuran pada umumnya sangatlah penting untuk diketahui.
Sedangkan kamu tau tentangnya selalu dari orang lain. Sakit gak sih? Kamu bukan prioritasnya. Kamu menunggu kabar darinya sedangkan yang kamu tunggu, SANGAT TIDAK PEDULI sama kamu!
Kamu akan tetap bertahan dengan kondisi seperti itu?
Kamu mau gimana?
Lelah rasanya. Sementara ayahmu tidak merestui cara kalian seperti ini. Jika menunggumu tidak membuatmu menambah dosa, oke lah. Tapi jika malah menambah dosa? Bukankah itu merugikanmu?
Maaf, aku hanya menulis apa yang aku rasa! Selamat malam.
Minggu, 14 Juli 2019
Sumber gambar : www.pixabay.com
Aku mau mati saja rasanya...
BalasHapusMungkin seperti apa yg aku rasakan...hmmm
BalasHapusYaaaa akupun begitu. Smaaa
Hapus