Langsung ke konten utama

Aku dan Gemeretak Gigi


Selamat malam kalian yang mungkin pada saat ini sudab tertidur lelap saking nikmatnya tidur. Betapa bahagianya kalian yang bisa merasakan tidur tanpa gangguan sedikit pun.

Entah ada angin apa, tiba-tiba aku ingin menceritakan tentang Teman Hidupku pada kalian. Teman yang sampai saat ini masih tumbuh dalam diriku entah sampai kapan.

Sejak kecil, aku punya kebiasaan menggeretakan gigi saat sedang tidur. Kadang-kadang aku menyadarinya dan kadang pula aku tidak merasakan apa-apa. 

Kebiasaan itu masih melekat erat dalam diriku sampai aku sedewasa ini.

Dalam artikel yang aku baca, kebiasaan menggeretakan gigi adalah sebab dari stress yang terjadi dalam tubuhku, sehingga aku dengan tidak sadar sering melakukan itu. 

Siapa sih yang ingin seperti itu? Tidak ada! Semua orang pasti ingin hidup normal. Hidup bebas tanpa ada gangguan dalam tubuhnya.

Kadang-kadang aku suka mengeluh karena kalau aku tidur duluan, suara gemeretak gigi itu akan mengganggu orang yang tidur di dekatku. Ditambah lagi kalau teman dekatku tidak menyukai suara gemeretak itu. 

Aku sempat berpikir ingin konsultasi ke dokter. Takutnya terjadi sesuatu pada tulang rahangku. Sebab hampir setiap aku bangun tidur, mataku berair, kepalaku sakit, rahangku sakit, dan ditambah dengan gigiku makin linu.

Bahkan beberapa hari yang lalu aku sering jadi gusi berdarah lalu bengkak. Itu sungguh mengganggu jalannya aktifitasku. Karna kalau sudah kambuh, sakitnya bukan main. 

Mau mengeluh, tapi mungkin ini cara Allah agar aku mendapatkan pahala yang berlipat-lipat. Sabar, sabar, sabar dan ikhtiar dengan meminum obat pereda nyeri seperti Paracetamol atau Oskadon SP.

Selain gemeretak gigi, aku juga jadi sering sakit gigi. Apalagi gigi geraham aku yang paling belakang sudah bolong besar. Ditambah lagi sering berdara jika sikat gigi.

Dari kecil sakit gigi belum pernah ngerasain sakit gigi yang sesakit sekarang. Dulu kalau sakit gigi, aku sampai digendong sama kakek sambil teriak-teriak saking sakitnya. Diobati oleh berbagai macam obat, tetap saja sakit lagi.

Dan sekarang sudah dewasa. Sudah lama tidak pernah merasakan sakit gigi, malah kambuh lagi. Rasanya ingin nangis terus tapi malu udah gede. Sakitnya ya Allah, cukup. 

Ada obat yang bisa bikin hilang sakitnya lebih cepat, tapi obat itu ternyata keras, saking kerasnya bisa bikin orang keguguran. Lantas obat apa yang harus kuminum?

Minum kayu putih, dikumur kayu putih, air garam, sudah kulakukan. Setiap kali berbaring, sakitnya bukan main. Akhirnya karna gak bisa tidur, jadilah tulisan ini.

Buat temen-temen yang mungkin tahu obat sakit gigi yang manjur, boleh kasih tau aku yaa! Silakan tinggalkan komentar di postingan ini. Terimakasih sebelumnya. Salam sehat buat kalian semua. 

Love You,

Kamarku, 17 September 2022

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tentangmu Yang Mulai Melupa

Aku tidak tahu dari mana awalnya aku ingin menulis ini. Aku hanya sedang rindu. Iya, rindu kamu yang lama tak menyapa. Sebenarnya untuk apa aku menulis ini. Rasanya tidak akan ada gunanya sama sekali. Berawal dari perasaan yang aku sendiri tidak tahu siapa tuannya. Rasa resah dan gelisah yang kerap menghantuikuu. Kamu yang belum tentu juga memikirkan perihal aku. Aku yang kepedean. Aku yang terlalu cinta atau terlalu berlebihan dalam menyikapi setiap peristiwa? Hingga aku harus menanggung semuanya sendirian. Di tahun ini, aku bukan lagi anak-anak. Aku semakin tumbuh menjadi perempuan dewasa. Usia dimana kedua orang tuaku sangat mengkhawatirkan perihal pasangan hidup. Tentang siapa yang aku suka. Siapa yang suka aku. Dan masih banyak lagi. Segala sesuatu yang mereka bilang, harus sangat dipertimbangkan. Apa itu? Entahlah. Kamu pernah suka sama seseorang? Kamu ingin hidup dengannya. Sampai kamu berangan-angan sangat jauh. Yang sudah jelas kamu sendiri tidak tahu akan jadi at

Surat Untuk Ayahnya Lelaki yang Kucintai

Untuk Ayah dari Lelaki yang Kucintai Assalamualaikum, Ayah. Perkenalkan saya Brina, seorang perempuan yang baru beberapa minggu ini mengenal anakmu. Ayah, izinkan saya memanggilmu Ayah meski kita tak ditakdirkan berjumpa sampai detik ini. Ayah, terima kasih telah mendidik anak lelaki yang lembut, serta penyayang. Seseorang yang selalu berusaha bertanggung jawab dengan apa yang telah ia katakan. Ayah, saya menulis ini, ingin kusampaikan padamu betapa saya sangat mencintai anakmu. Sejak ia melayangkan lamarannya padaku kala itu. Waktu yang sangat singkat tak terasa membuat saya sejatuh cinta ini padanya. Sebelumnya, saya tidak pernah berangan-angan untuk berkenalan dengannya, bahkan untuk menjadi pasangannya. Ayah, saya memang bukan perempuan yang baik. Bahkan saya tidak terlahir dari keluarga kaya. Saya hanya perempuan sederhana yang harus banyak menabung terlebih dahulu untuk mendapatkan yang saya inginkan. Tapi saya punya cinta yang tulus untuk anakmu. Sejak nama anakmu se