Langsung ke konten utama

Aku dan Kata Maaf



Kenapa kau diam? Ya, aku tahu kamu sedang malas bicara denganku. Bahkan menatap mataku saja kamu enggan. Setiap kali aku datang, kamu mencoba menghindar. Aku merasakan itu. Aku tidak menduga-duga. Aku berusaha bertanya sebaik mungkin padamu. Tapi, kamu tidak menjawabnya.

Lewat tulisan ini aku hanya ingin menyampaikan bahwa meski hanya dalam dunia maya. Tentangmu sangat melekat dalam  diri ini. Tentang bagaimana awalnya kita bisa saling mengenal. Tentang bagaimana cara kita berkompetisi. Apa kamu masih ingat?

Sekarang semua orang sudah mengenal kamu. Bahkan sempat ada sebuah pernyataan dari diriku sendiri. Siapa yang tidak kenal seorang kamu? Iya, aku tahu kamu seterkenal itu sekarang. Semua karena kegigihanmu sendiri.



Apa kamu tahu seberapa susahnya aku ketika kamu enggan menyapaku? Kamu tidak tahu ini mungkin. Atau bahkan kamu tidak mau tahu. Iya, orang bilang aku baper. Apa aku salah? Dulu aku yang bilang kamu baperan. Sekarang aku sendiri yang baperan. Ternyata begini rasanya jadi orang baperan. Susah rasanya, susah banget! Ditambah lagi kalau kamu tahu, aku adalah orang yang pemikir. Jika masalah belum selesai, diamanapun ada kamu, aku enggan. Bawaannya malas.

Hemm, entah aku kenapa. Aku bingung sama diri aku sendiri sejak kejadian itu. Aku pun heran, sebenarnya apa sih yang aku lakukan hingga membuat kamu semarah itu padaku? Aku gak ngapa-ngapain. Aku dengannya hanya berteman biasa dan dia baik padaku.

Apa hanya karena kamu tak suka dengannya, lantas aku harus tak suka juga? Hei, dia itu hanya butuh hiburan. Salah satu hiburannya adalah dunia maya. Lalu, apa yang menjadi permasalahan? 



Kamu pernah bilang padaku "Aku capek hidup penuh drama, aku ingin hidup lurus saja tanpa masalah" kadang aku heran. Bagaimana bisa seperti itu? Bukankah kita hidup berdampingan? Ya, kita berdmpingan. Ada yang perannya sebagai protagonis pun ada juga yang antagonis. Ya, begitulah memang!

Coba sejenak kamu mengubah posisi menjadi dia yang belum kamu sukai. Andai kamu adalah orang yang benar-benar tidak diharapkan kehadirannya. Apakah kamu akan diam saja? Kamu pasti akan mencari teman kan? Karena sudah sepatutnya kamu sadar bahwa hidup itu akan selalu membutuhkan orang lain.

Hidup adalah pilihan dan itu mungkin pilihammu. Apaan sih bocah malam-malam nulis gak jelas. Iya emang gak jelas. Lagi gabut banget! Selamat malam, terima kasih sudah singgah di rumahku. Besok aku akan  mulai  membuat rumah yang nyaman untuk kita.

Kamarku, 06 Juli 20020

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aku dan Gemeretak Gigi

Selamat malam kalian yang mungkin pada saat ini sudab tertidur lelap saking nikmatnya tidur. Betapa bahagianya kalian yang bisa merasakan tidur tanpa gangguan sedikit pun. Entah ada angin apa, tiba-tiba aku ingin menceritakan tentang Teman Hidupku pada kalian. Teman yang sampai saat ini masih tumbuh dalam diriku entah sampai kapan. Sejak kecil, aku punya kebiasaan menggeretakan gigi saat sedang tidur. Kadang-kadang aku menyadarinya dan kadang pula aku tidak merasakan apa-apa.  Kebiasaan itu masih melekat erat dalam diriku sampai aku sedewasa ini. Dalam artikel yang aku baca, kebiasaan menggeretakan gigi adalah sebab dari stress yang terjadi dalam tubuhku, sehingga aku dengan tidak sadar sering melakukan itu.  Siapa sih yang ingin seperti itu? Tidak ada! Semua orang pasti ingin hidup normal. Hidup bebas tanpa ada gangguan dalam tubuhnya. Kadang-kadang aku suka mengeluh karena kalau aku tidur duluan, suara gemeretak gigi itu akan mengganggu orang yang tidur di dekatku. Ditamb

Tentangmu Yang Mulai Melupa

Aku tidak tahu dari mana awalnya aku ingin menulis ini. Aku hanya sedang rindu. Iya, rindu kamu yang lama tak menyapa. Sebenarnya untuk apa aku menulis ini. Rasanya tidak akan ada gunanya sama sekali. Berawal dari perasaan yang aku sendiri tidak tahu siapa tuannya. Rasa resah dan gelisah yang kerap menghantuikuu. Kamu yang belum tentu juga memikirkan perihal aku. Aku yang kepedean. Aku yang terlalu cinta atau terlalu berlebihan dalam menyikapi setiap peristiwa? Hingga aku harus menanggung semuanya sendirian. Di tahun ini, aku bukan lagi anak-anak. Aku semakin tumbuh menjadi perempuan dewasa. Usia dimana kedua orang tuaku sangat mengkhawatirkan perihal pasangan hidup. Tentang siapa yang aku suka. Siapa yang suka aku. Dan masih banyak lagi. Segala sesuatu yang mereka bilang, harus sangat dipertimbangkan. Apa itu? Entahlah. Kamu pernah suka sama seseorang? Kamu ingin hidup dengannya. Sampai kamu berangan-angan sangat jauh. Yang sudah jelas kamu sendiri tidak tahu akan jadi at

Surat Untuk Ayahnya Lelaki yang Kucintai

Untuk Ayah dari Lelaki yang Kucintai Assalamualaikum, Ayah. Perkenalkan saya Brina, seorang perempuan yang baru beberapa minggu ini mengenal anakmu. Ayah, izinkan saya memanggilmu Ayah meski kita tak ditakdirkan berjumpa sampai detik ini. Ayah, terima kasih telah mendidik anak lelaki yang lembut, serta penyayang. Seseorang yang selalu berusaha bertanggung jawab dengan apa yang telah ia katakan. Ayah, saya menulis ini, ingin kusampaikan padamu betapa saya sangat mencintai anakmu. Sejak ia melayangkan lamarannya padaku kala itu. Waktu yang sangat singkat tak terasa membuat saya sejatuh cinta ini padanya. Sebelumnya, saya tidak pernah berangan-angan untuk berkenalan dengannya, bahkan untuk menjadi pasangannya. Ayah, saya memang bukan perempuan yang baik. Bahkan saya tidak terlahir dari keluarga kaya. Saya hanya perempuan sederhana yang harus banyak menabung terlebih dahulu untuk mendapatkan yang saya inginkan. Tapi saya punya cinta yang tulus untuk anakmu. Sejak nama anakmu se