Langsung ke konten utama

Setelah Hari itu Tiba



Hari ini meski kamu sudah tahu tentang sebuah misteri yang lama kamu nanti. Kamu masih harus terus berjuang. Karena apa yang sudah menjadi keputusanmu adalah hal yang juga akan menjadi tanggung jawabmu.

Perjuanganmu baru akan dimulai. Setelah hari itu tiba, kamu tak bisa lagi hanya memikirkan diri sendiri. Saling berbagi, saling mengisi satu sama lain, hanya itu yang menjadi pedomanmu.

Setelah hari itu tiba, kamu tak bisa makan sendiri sedangkan perempuanmu dalam keadaan lapar. Kamu tak bisa berpakaian sendiri sedangkan perempuanmu tidak berpakaian.

Setelah hari itu tiba, prioritasmu bukan lagi aku. Apa pun yang pernah kamu utarakan padaku terkait perempuanmu, anggap saja hal itu tidak pernah terjadi. Aku tak mau bila hadirnya masa lalumu bersamaku membawa suasana tak kondusif dalam hubunganmu dengannya.

Setelah hari itu tiba, kamu harus bisa menahan amarah tatkala kamu melihat sedikit demi sedikit kekurangannya yang kamu pikir tak pernah ada dalam dirinya. Kamu harus bisa melakukan itu.

Bukan demi aku. Tapi demi baiknya surgamu bersamanya. Seseorang yang katamu sangat kamu sayangi.

Setelah hari itu tiba, nikmatilah sekali pun itu tak seindah yang kamu bayangkan. Karena apa pun yang terjadi, aku akan tetap berdoa yang terbaik untukmu.


Teras Kata
08 Oktober 2020
22.14



 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aku dan Gemeretak Gigi

Selamat malam kalian yang mungkin pada saat ini sudab tertidur lelap saking nikmatnya tidur. Betapa bahagianya kalian yang bisa merasakan tidur tanpa gangguan sedikit pun. Entah ada angin apa, tiba-tiba aku ingin menceritakan tentang Teman Hidupku pada kalian. Teman yang sampai saat ini masih tumbuh dalam diriku entah sampai kapan. Sejak kecil, aku punya kebiasaan menggeretakan gigi saat sedang tidur. Kadang-kadang aku menyadarinya dan kadang pula aku tidak merasakan apa-apa.  Kebiasaan itu masih melekat erat dalam diriku sampai aku sedewasa ini. Dalam artikel yang aku baca, kebiasaan menggeretakan gigi adalah sebab dari stress yang terjadi dalam tubuhku, sehingga aku dengan tidak sadar sering melakukan itu.  Siapa sih yang ingin seperti itu? Tidak ada! Semua orang pasti ingin hidup normal. Hidup bebas tanpa ada gangguan dalam tubuhnya. Kadang-kadang aku suka mengeluh karena kalau aku tidur duluan, suara gemeretak gigi itu akan mengganggu orang yang tidur di dekatku. Ditamb

Tentangmu Yang Mulai Melupa

Aku tidak tahu dari mana awalnya aku ingin menulis ini. Aku hanya sedang rindu. Iya, rindu kamu yang lama tak menyapa. Sebenarnya untuk apa aku menulis ini. Rasanya tidak akan ada gunanya sama sekali. Berawal dari perasaan yang aku sendiri tidak tahu siapa tuannya. Rasa resah dan gelisah yang kerap menghantuikuu. Kamu yang belum tentu juga memikirkan perihal aku. Aku yang kepedean. Aku yang terlalu cinta atau terlalu berlebihan dalam menyikapi setiap peristiwa? Hingga aku harus menanggung semuanya sendirian. Di tahun ini, aku bukan lagi anak-anak. Aku semakin tumbuh menjadi perempuan dewasa. Usia dimana kedua orang tuaku sangat mengkhawatirkan perihal pasangan hidup. Tentang siapa yang aku suka. Siapa yang suka aku. Dan masih banyak lagi. Segala sesuatu yang mereka bilang, harus sangat dipertimbangkan. Apa itu? Entahlah. Kamu pernah suka sama seseorang? Kamu ingin hidup dengannya. Sampai kamu berangan-angan sangat jauh. Yang sudah jelas kamu sendiri tidak tahu akan jadi at

Surat Untuk Ayahnya Lelaki yang Kucintai

Untuk Ayah dari Lelaki yang Kucintai Assalamualaikum, Ayah. Perkenalkan saya Brina, seorang perempuan yang baru beberapa minggu ini mengenal anakmu. Ayah, izinkan saya memanggilmu Ayah meski kita tak ditakdirkan berjumpa sampai detik ini. Ayah, terima kasih telah mendidik anak lelaki yang lembut, serta penyayang. Seseorang yang selalu berusaha bertanggung jawab dengan apa yang telah ia katakan. Ayah, saya menulis ini, ingin kusampaikan padamu betapa saya sangat mencintai anakmu. Sejak ia melayangkan lamarannya padaku kala itu. Waktu yang sangat singkat tak terasa membuat saya sejatuh cinta ini padanya. Sebelumnya, saya tidak pernah berangan-angan untuk berkenalan dengannya, bahkan untuk menjadi pasangannya. Ayah, saya memang bukan perempuan yang baik. Bahkan saya tidak terlahir dari keluarga kaya. Saya hanya perempuan sederhana yang harus banyak menabung terlebih dahulu untuk mendapatkan yang saya inginkan. Tapi saya punya cinta yang tulus untuk anakmu. Sejak nama anakmu se