Langsung ke konten utama

Love Story AA [Part 1]


Assalamualaikum.. Apa kabar nih para jomblowan jomblowati? Sudah siap dengan cerita indahku? Dengan adanya temen-temen klik link ku ini, pasti udah tahu lah ya sedikitnya cerita tentang aku dan doi.

Btw, berhubung banyak juga yang pensaran sama kisah kita, jadi biar aku gak berkali-kali menjelaskan ke kalian, kalian bisa baca disini saja. 

Sudah siap? Tentu dong! Mari kita mulai.

Semua berawal dari foto ini. Jadi waktu itu ada pertemuan usia pra-nikah di Cilengkrang. Aku datang ke tempat ini dengan perasaan sangat bahagia. Karena aku sedang merasa baru saja lepas dari misteri menunggu. Misteri menunggu ini akan aku bahas nanti ya temen-temen.

Menghadiri acara pertemuan ini ya seperti biasanya. Namun dalam hati aku ada perasaan bebas sebebas-bebasnya. Aku mengikuti acara dengan baik. Tidak ada selingan ngobrol dengan teman dudukku. Karna memang duduknya juga jaga jarak. Aku duduk di paling depan. Katanya kalau paling depan cepet dapet jodohnya. Gak karena itu juga sih. Ya, karena aku semangat aja.

Selama acara itu aku gak nengok ke kanan kiri sama sekali. Aku ngerasa paling dewasa. Aku menganggap tidak ada yang patut untuk kutaksir. Hmm, entahlah saat itu aku cuek saja.

Tibalah di season sharing, tanya jawab dengan peserta dan pemateri. Tapi, tabirnya dibuka. Aku otomatis jadi rada kaget. Tapi, pede aja sih. Saat itu aku ngerasa cantik. Jadi gak masalah mau dibuka atau engga juga tabirnya.

Kira-kira sampai ada beberapa orang yang bertanya tentang asmara, ada juga yang bertanya tentang cara menolak lamaran yang halus. Pokoknya masih banyak lagi termasuk ke persiapan pra-nikah juga.

Jam duhur, acara pun ditutup. Setelah itu aku inisiatif mengajak teman-temanku untuk berfoto dengan tujuan mengabadikan momen saat itu. 

Aku meminta Mas Ali untuk mengajak teman-teman laki-laki yang datang dari komunitas yang sama. Lalu Mas Ali minta tolong sama laki-laki yang ada di dekat situ. 

"Mas, amalsholeh fotoin!" begitulah kira-kira percakapan yang kudengar. 

Lalu, aku menghampiri lelaki yang diminta tolong oleh Mas Ali untuk fotoin kami itu tanpa aku lihat wajahnya seperti apa. Aku belagak nunduk sih waktu itu. Beneran gak tau.

"Ini Mas, hp nya" aku menyodorkan hp ke lelaki itu.

Setelah beberapa kali memotret. Dia pun mengembalikan hp itu. Aku tak lupa mengucapkan terimakasih padanya.

Gak sabar ingin segera pulang. Aku saat itu pulang ke Mba Ismi. Biasalah jomblo kalo pulang kegiatan memang suka kelayapan. Bahkan aku sempat main dulu ke Asia Plaza. Ceileh loba gaya pisan!

Lanjut gak nih? Lanjutlah, masa enggak!
Oke tunggu di next part yaa!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aku dan Gemeretak Gigi

Selamat malam kalian yang mungkin pada saat ini sudab tertidur lelap saking nikmatnya tidur. Betapa bahagianya kalian yang bisa merasakan tidur tanpa gangguan sedikit pun. Entah ada angin apa, tiba-tiba aku ingin menceritakan tentang Teman Hidupku pada kalian. Teman yang sampai saat ini masih tumbuh dalam diriku entah sampai kapan. Sejak kecil, aku punya kebiasaan menggeretakan gigi saat sedang tidur. Kadang-kadang aku menyadarinya dan kadang pula aku tidak merasakan apa-apa.  Kebiasaan itu masih melekat erat dalam diriku sampai aku sedewasa ini. Dalam artikel yang aku baca, kebiasaan menggeretakan gigi adalah sebab dari stress yang terjadi dalam tubuhku, sehingga aku dengan tidak sadar sering melakukan itu.  Siapa sih yang ingin seperti itu? Tidak ada! Semua orang pasti ingin hidup normal. Hidup bebas tanpa ada gangguan dalam tubuhnya. Kadang-kadang aku suka mengeluh karena kalau aku tidur duluan, suara gemeretak gigi itu akan mengganggu orang yang tidur di dekatku. Ditamb

Tentangmu Yang Mulai Melupa

Aku tidak tahu dari mana awalnya aku ingin menulis ini. Aku hanya sedang rindu. Iya, rindu kamu yang lama tak menyapa. Sebenarnya untuk apa aku menulis ini. Rasanya tidak akan ada gunanya sama sekali. Berawal dari perasaan yang aku sendiri tidak tahu siapa tuannya. Rasa resah dan gelisah yang kerap menghantuikuu. Kamu yang belum tentu juga memikirkan perihal aku. Aku yang kepedean. Aku yang terlalu cinta atau terlalu berlebihan dalam menyikapi setiap peristiwa? Hingga aku harus menanggung semuanya sendirian. Di tahun ini, aku bukan lagi anak-anak. Aku semakin tumbuh menjadi perempuan dewasa. Usia dimana kedua orang tuaku sangat mengkhawatirkan perihal pasangan hidup. Tentang siapa yang aku suka. Siapa yang suka aku. Dan masih banyak lagi. Segala sesuatu yang mereka bilang, harus sangat dipertimbangkan. Apa itu? Entahlah. Kamu pernah suka sama seseorang? Kamu ingin hidup dengannya. Sampai kamu berangan-angan sangat jauh. Yang sudah jelas kamu sendiri tidak tahu akan jadi at

Surat Untuk Ayahnya Lelaki yang Kucintai

Untuk Ayah dari Lelaki yang Kucintai Assalamualaikum, Ayah. Perkenalkan saya Brina, seorang perempuan yang baru beberapa minggu ini mengenal anakmu. Ayah, izinkan saya memanggilmu Ayah meski kita tak ditakdirkan berjumpa sampai detik ini. Ayah, terima kasih telah mendidik anak lelaki yang lembut, serta penyayang. Seseorang yang selalu berusaha bertanggung jawab dengan apa yang telah ia katakan. Ayah, saya menulis ini, ingin kusampaikan padamu betapa saya sangat mencintai anakmu. Sejak ia melayangkan lamarannya padaku kala itu. Waktu yang sangat singkat tak terasa membuat saya sejatuh cinta ini padanya. Sebelumnya, saya tidak pernah berangan-angan untuk berkenalan dengannya, bahkan untuk menjadi pasangannya. Ayah, saya memang bukan perempuan yang baik. Bahkan saya tidak terlahir dari keluarga kaya. Saya hanya perempuan sederhana yang harus banyak menabung terlebih dahulu untuk mendapatkan yang saya inginkan. Tapi saya punya cinta yang tulus untuk anakmu. Sejak nama anakmu se